Pemenuhan gizi menjadi penting selama 16 tahun pertumbuhan anak. Impact terbesar pertumbuhan anak juga terjadi dari 1000 hari pertama kelahiran. Jadi pemberian gizi dari ibu hamil sampai tingkat sekolah.
Dampak jangka panjangnya menekan stunting, memberantas kemiskinan, menumbuhkan perekonomian rakyat (ekonomi berlipat secara langsung), meningkatkan partisipasi anak di sekolah, dan mencapai Indonesia Emas 2045.
Dampak jangka panjangnya, bisa menekan dan membrantas TBC, membuka akses pada fasilitas kesehatan yang terkemuka untuk seluruh masyarakat tanpa terkecuali, menciptakan masyarakat yang sehat.
Swasembada pangan menjadi sangat krusial terutama di tengah gejolak geopolitik dunia. Sehingga, program lumbung pangan yang ditargetkan sampai tahun 2029 akan menjadi solusi jangka panjang dan terkemuka.
Dampak jangka panjangnya, lahan menjadi produktif, pangan nasional menjadi kuat, Indonesia bisa swasembada pangan, petani jadi sejahtera dengan pupuk murah dan hasil panen melimpah.
Untuk mewujudkan empat tujuan utama sekolah unggul kabupaten; akses pendidikan berkualitas; mutu pendidikan yang baik; kualitas SDM yang unggul; dan kesetaraan pendidikan; sehingga memperbaiki kualitas sekolah secara bertahap jadi solusinya.
Dampak jangka panjangnya, mewujudkan pembangunan berkelanjutan (SDGs), membangun infrastruktur pendidikan yang ramah lingkungan, memperbaiki kualitas belajar anak, dan kesetaraan hak dalam mengakses pendidikan.
Masyarakat merasakan dampak nyata dari program kartu seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), KIS Lansia, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako, Kartu Prakerja, MEKAR, Kartu Anak Sehat, serta Program Keluarga Harapan sehingga tekad melanjutkan dan menyempurnakan harus ada.
Akan ada tambahan program Kredit Usaha (KU) yang terdiri dari KU Tani Peternakan, KU Perikanan, KU Perkebunan, KU Usaha Produksi Pangan Rakyat, KU Nelayan, KU Pesisir, KU Industri Hilir UKM, KU Start-Up.
Dampak jangka panjangnya, menghilangkan kemiskinan absolut hingga di bawah 5%, meningkatkan status pembangunan manusia (IPM di atas 80), pembangunan ekonomi dan kesejahteraan merata.
Pelayanan publik yang baik akan bisa terwujudkan apabila ASN terutama guru, dosen, tenaga kesehatan dan penyuluh, TNI, POLRI, dan pejabat negara dalam kondisi sejahtera. Memperbaiki kehidupan ASN melalui pemberdayaan tempat tinggal di desa-desa dengan target 25 rumah per-desa/tahun (dua juta rumah).
Dampak jangka panjangnya, pelayanan publik lebih baik dan terintegrasi, rekrutmen berbasis meritokrasi untuk keadilan bersama, pengembangan profesional, mencerdaskan bangsa.
Pembangunan desa adalah strategi utama pembangunan nasional termasuk menyediakan hunian dengan sanitasi yang baik. Bantuan ini akan mengalir kepada yang membutuhkan termasuk Gen Z, Gen Millennials, dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Dampak jangka panjangnya, akan tersedia ratusan ribu rumah tapak, apartemen terjangkau (rusunami dan rusunawa) yang semuanya terjangkau, masyarakat memiliki tempat tinggal layak, mengurangi kemiskinan.
Berdasarkan UUD 1945 no. 28 tentang Tata Kelola Pajak, perpajakan nasional diamanatkan untuk selalu independen. Sehingga mendirikan Badan Penerimaan Negara ditujukan untuk memfokuskan pada penyempurnaan sistem pajak.
Dampak jangka panjangnya, Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat ke angka 23%, sistem pajak tersistematis, UMKM semakin kuat, memberantas potensi korupsi di badan-badan pemerintahan.
Tetap terhubung dengan gerakan kami melalui jaringan komunitas
Bakti Untuk Rakyat menggunakan cookie untuk memberi Anda pengalaman navigasi yang terbaik di situs kami. Dengan melanjutkan kunjungan, kami menganggap Anda telah menerima kebijakan cookie. Pelajari lebih lanjut tentang kebijakan cookie yang kami gunakan di sini.